(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Karangan Kembangkan Tanaman Karet

07 Maret 2012 Admin Website Artikel 7171

SANGATTA. Camat Karangan, Suwandi menyebutkan sejumlah petani didaerahnya kini tidak lagi hanya bergantung pada perkebunan kelapa sawit dan kakao. Namun, beberapa diantaranya sudah melirik potensi perkebunan karet sebagai pendorong perekonomian keluarga.

Disebutkan, dalam dua tahun belakangan pengembangan tanaman tersebut sudah mulai dilaksanakan dengan memanfaatkan bibit pohon karet yang sebelumnya dibagikan Dinas Perkebunan Kutim.

"Kelompok tani di wilayah ini sejak 2009 lalu sudah memanfaatkan bibit karet bantuan Pemkab. Bantuan itu tersebar di areal lahan seluas 10.000 hektar," ungkap Suwandi.

Pada awalnya warga Karangan selama bertahun - tahun lebih suka membudidayakan tanaman kakao. Namun karena berbagai masalah, seperti hama dan cuaca membuat masyarakat beralih mengembangkan komoditas tanaman lain. Terlebih semenjak hasil di perkebunan kelapa sawit dan karet yang secara keseluruhan mampu meningkatkan perekonomian perekonomian masyarakat di beberapa wilayah lain. Dengan alasan tersebut maka sebagian warga tidak ragu lagi mengembangkan tanaman karet.

Suwandi menyebutkan, tanaman karet merupakan tanaman yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Ketinggian tanaman itu  sendiri diperkirakan dapat mencapai 15 sampai 20 meter. Untuk pengembangannya pun dirasa mudah, karena bisa dikembangkan disegala tempat atau lahan, meskipun sangat cocok untuk daerah dataran tinggi. Tanaman karet diperkirakan baru dapat menghasilkan setelah lima tahun keatas. Secara ekonomis tanaman karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun.

"Jadi sekarang petani karet tinggal menunggu 3 tahun kedepan, dan setelah itu langsung dapat menikmati hasil dari getah karet. Karena nilai jual komoditas ini dipasaran terbilang cukup tinggi," sebutnya.

Saat ini sudah banyak perusahaan - perusahaan yang berminat melakukan investasi di bidang perkebunan karet dengan melakukan sistem saling menguntungkan dengan masyarakat setempat. Sementara masyarakat sendiri terus melakukan perluasan lahan untuk perkebunan karet dengan mendatangkan bibit karet unggul dari daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

"Beberapa perusahaan besar, melalui dana CSR (Coorporate Sosial Responsibility, Red) sudah mulai memberikan bantuan kepada masyarakat untuk pengembangan komoditas ini. Khususnya di sekitar wilayah Desa Batu Lepok," pungkas Camat Suwandi.

DIKUTIP DARI KALTIM POST,RABU, 7 MARET 2012

Artikel Terkait