RI Punya Potensi Biomassa Hingga 49.810 MW
25 Mei 2011
Admin Website
Artikel
5362
JAKARTA -
Indonesia yang dibilang kaya akan minyak dan gasnya, juga punya potensi
biomassa yang diperkirakan dapat mencapai hingga 49.810 MW.
Demikian hal tersebut disampaikan dalam situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang dikutip detikFinance, Jakarta, Selasa (24/5/2011).
Menurut data yang ada, pemanfaatan dari bioenergi di Indonesia saat ini baru mencapai kisaran angka 1.618 MW. Ini baru sekitar 3,25% dari potensi yang diperkirakan, bisa dibilang masih minim.
Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh menyatakan, pemanfaatan energi alternatif tersebut menjadi salah satu agenda utama terhadap pengembangan di sektor energi baru terbarukan di Indonesia.
Menurutnya, melalui pemanfaatan teknologi bioenergi tersebut, Indonesia dapat menjadi penyedia energi bersih. Indonesia memiliki produksi kelapa sawit terbesar di dunia, yang mana dapat dijadikan sebagai sumber biodiesel. Dikatakan, saat ini kapasitas terpasang biodiesel yang berasal dari kelapa sawit suda mencapai 3,9 juta KL per tahun. Limbahnya juga bisa diolah menjadi sumber energi.
"CPO kita 20 juta ton, untuk kebutuhan pangan 5 juta ton dan sisanya 15 juta ton di ekspor, diolah diluar negeri menjadi produk yang memiliki nilai tambah lainnya dan bukan di negara kita," katanya.
“Tidak usah didikotomikan dan tidak usah ada kekhawatiran, bahwa masuknya Indonesia mengembangkan potensi kelapa sawitnya untuk bioenergi akan mengganggu suistanablity atau security of food di Indonesia," timpalnya sekali lagi.
Selain itu Indonesia juga memiliki potensi melalui industri gula yang dapat menghasilkan bioetanol dan penyediaan tenaga listrik nasional. Sejak akhir 2008 KESDM telah memberlakukan kewahiban pemanfaatan biodiesel dan bioetanol tersebut.
Beralih ke hewan ternak, Indonesia pun memiliki potensi biogas yang dihasilkan dari limbahnya (kotoran). Potensi biogas sendiri mencapai 1 juta unit dalam skala rumah tangga.
Diperkirakan, melalui pemanfaatan potensi biogas tersebut, Indonesia dapat menghemat sekitar 700 ribu ton elpiji, atau setara dengan 900 juta liter.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 24 MEI 2011
Demikian hal tersebut disampaikan dalam situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang dikutip detikFinance, Jakarta, Selasa (24/5/2011).
Menurut data yang ada, pemanfaatan dari bioenergi di Indonesia saat ini baru mencapai kisaran angka 1.618 MW. Ini baru sekitar 3,25% dari potensi yang diperkirakan, bisa dibilang masih minim.
Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh menyatakan, pemanfaatan energi alternatif tersebut menjadi salah satu agenda utama terhadap pengembangan di sektor energi baru terbarukan di Indonesia.
Menurutnya, melalui pemanfaatan teknologi bioenergi tersebut, Indonesia dapat menjadi penyedia energi bersih. Indonesia memiliki produksi kelapa sawit terbesar di dunia, yang mana dapat dijadikan sebagai sumber biodiesel. Dikatakan, saat ini kapasitas terpasang biodiesel yang berasal dari kelapa sawit suda mencapai 3,9 juta KL per tahun. Limbahnya juga bisa diolah menjadi sumber energi.
"CPO kita 20 juta ton, untuk kebutuhan pangan 5 juta ton dan sisanya 15 juta ton di ekspor, diolah diluar negeri menjadi produk yang memiliki nilai tambah lainnya dan bukan di negara kita," katanya.
“Tidak usah didikotomikan dan tidak usah ada kekhawatiran, bahwa masuknya Indonesia mengembangkan potensi kelapa sawitnya untuk bioenergi akan mengganggu suistanablity atau security of food di Indonesia," timpalnya sekali lagi.
Selain itu Indonesia juga memiliki potensi melalui industri gula yang dapat menghasilkan bioetanol dan penyediaan tenaga listrik nasional. Sejak akhir 2008 KESDM telah memberlakukan kewahiban pemanfaatan biodiesel dan bioetanol tersebut.
Beralih ke hewan ternak, Indonesia pun memiliki potensi biogas yang dihasilkan dari limbahnya (kotoran). Potensi biogas sendiri mencapai 1 juta unit dalam skala rumah tangga.
Diperkirakan, melalui pemanfaatan potensi biogas tersebut, Indonesia dapat menghemat sekitar 700 ribu ton elpiji, atau setara dengan 900 juta liter.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 24 MEI 2011