Produksi Kopi Olahan Tumbuh 3,5%
17 November 2011
Admin Website
Artikel
4075
JAKARTA. Kementerian Perindustrian mencatat jumlah perusahaan industri
pengolahan kopi di luar UKM pada periode 2007-2010 berkembang dari 77
perusahaan menjadi 81 perusahaan. Setiap tahunnya industri olahan kopi
terus tumbuh mengikuti permintaan pasar.
"Produksi kopi olahan meningkat rata-rata 3,5% per tahun dari 137.215 ton menjadi 151.671 ton dengan produk utamanya berupa kopi bubuk dan instan," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wahyudi di kantornya, Jakarta, Rabu (16/11/2011)
Benny menuturkan peningkatan juga terjadi pada kinerja ekspor produk kopi olahan pada tahun 2007 sebesar US$ 52,9 juta dan tahun 2010 sebesar US$ 114,47 juta atau meningkat rata-rata 38,7% per tahun .
Dikatakannya komoditas kopi mempunyai prospek yang cukup cerah di masa mendatang, hal ini terutama dilihat dari prospek pasar internasional yang cenderung meningkat, sehingga memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor kopi baik jenis spesialti maupun produk olahan kopi.
"Saat ini pasar ekspor kopi makin terbuka, terutama pasar di negara-negara Asia seperti Malaysia, Jepang, Taiwan dan Saudi Arabia," katanya.
Menurut Benny, tuntutan konsumen kopi dunia yang menghendaki produk-produk kopi back to nature seperti roasted coffee dan kopi spesialti yang sedang menjadi tren di kota-kota besar dunia.
"Pengembangan kopi spesialti dengan indikasi geografis tertentu dan diversifikasi kopi olahan mempunyai arti sangat penting karena dapat menjadi komoditas unggulan Indonesia yang mempunyai daya saing tinggi di pasar internasional, apalagi didukung pasokan bahan baku yang memadai dan bermutu tinggi," katanya.
Sampai saat ini, Indonesia adalah negara penghasil kopi ketiga terbesar di dunia dengan produksi rata-rata 690.000 ton/tahun atau 6% dari produksi kopi dunia sebesar 7,18 juta ton/tahun pada tahun 2010. Dari total produksi tersebut, mayoritas kopi yang dihasilkan adalah jenis robusta dengan produksi mencapai 540.000 ton (78%) dan sisanya adalah jenis arabika dengan produksi sebesar 150.000 ton (22%).
"Bahan baku kopi dari dalam negeri rata-rata 68% diekspor dalam bentuk biji atau sebesar 470.000 ton dan sisanya sebesar 220.000 ton diolah di dalam negeri," katanya.
Dari sisi konsumsi dalam negeri, tercermin dari tingkat konsumsi domestik kopi nasional saat ini mencapai 0,8 Kg/kapita/tahun. Angka ini memang jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara penghasil kopi lainnya seperti Brazil 6,0 Kg/kapita/tahun, Kolombia 1,8 Kg/kapita/tahun.
"Produksi kopi olahan meningkat rata-rata 3,5% per tahun dari 137.215 ton menjadi 151.671 ton dengan produk utamanya berupa kopi bubuk dan instan," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wahyudi di kantornya, Jakarta, Rabu (16/11/2011)
Benny menuturkan peningkatan juga terjadi pada kinerja ekspor produk kopi olahan pada tahun 2007 sebesar US$ 52,9 juta dan tahun 2010 sebesar US$ 114,47 juta atau meningkat rata-rata 38,7% per tahun .
Dikatakannya komoditas kopi mempunyai prospek yang cukup cerah di masa mendatang, hal ini terutama dilihat dari prospek pasar internasional yang cenderung meningkat, sehingga memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor kopi baik jenis spesialti maupun produk olahan kopi.
"Saat ini pasar ekspor kopi makin terbuka, terutama pasar di negara-negara Asia seperti Malaysia, Jepang, Taiwan dan Saudi Arabia," katanya.
Menurut Benny, tuntutan konsumen kopi dunia yang menghendaki produk-produk kopi back to nature seperti roasted coffee dan kopi spesialti yang sedang menjadi tren di kota-kota besar dunia.
"Pengembangan kopi spesialti dengan indikasi geografis tertentu dan diversifikasi kopi olahan mempunyai arti sangat penting karena dapat menjadi komoditas unggulan Indonesia yang mempunyai daya saing tinggi di pasar internasional, apalagi didukung pasokan bahan baku yang memadai dan bermutu tinggi," katanya.
Sampai saat ini, Indonesia adalah negara penghasil kopi ketiga terbesar di dunia dengan produksi rata-rata 690.000 ton/tahun atau 6% dari produksi kopi dunia sebesar 7,18 juta ton/tahun pada tahun 2010. Dari total produksi tersebut, mayoritas kopi yang dihasilkan adalah jenis robusta dengan produksi mencapai 540.000 ton (78%) dan sisanya adalah jenis arabika dengan produksi sebesar 150.000 ton (22%).
"Bahan baku kopi dari dalam negeri rata-rata 68% diekspor dalam bentuk biji atau sebesar 470.000 ton dan sisanya sebesar 220.000 ton diolah di dalam negeri," katanya.
Dari sisi konsumsi dalam negeri, tercermin dari tingkat konsumsi domestik kopi nasional saat ini mencapai 0,8 Kg/kapita/tahun. Angka ini memang jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara penghasil kopi lainnya seperti Brazil 6,0 Kg/kapita/tahun, Kolombia 1,8 Kg/kapita/tahun.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, RABU, 16 NOPEMBER 2011