Pengunjung Serbu Hasil Pertanian Demplot Penas
24 Juni 2011
Admin Website
Artikel
4054
TENGGARONG. Usai Upacara Penutupan Pekan Nasional (Penas) XIII Petani
Nelayan oleh Menteri Pertanian, Suwono dimanfaatkan ratuasan warga dan
pengujung langsung menyerbu beberapa lokasi demonstrasi plot (Demplot)
untuk memanen tanaman yang dihasilkan.
Hal itu nampak terjadi pada Demplot milik PT Bisi Internasional Tbk yang menampilkan tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan unggul. "Usai penutupan kami akan menjual semua hasil kebun yang telah kita tanam sejak tiga bulan lalu untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat membeli sayuran hasil demplot Penas dengan harga miring tetapi berkualitas baik," kata seorang pengelola kebun Rudianto Anwar, Kamis (23/6).
Menurut Rudianto hasil penjualan tanaman ini diharapkannya dapat menutupi ongkos sewa tanah Rp5 juta sejak penanaman pertama atau sejak tiga bulan lalu. "Lumayanlah, itung-itung dapat sedikit membantu ongkos sewa dan operasional kami selama di Kaltim. Sebenarnya, yang terpenting bagi kami adalah agar masyarakat dapat mengetahui produk apa yang kami hasilkan. Selama ini, produk bibit yang kami produksi masih belum memasyarakat ke petani dan pekebun," ujarnya.
Dalam "lelang" sayuran dan buah-buahan hasil kebun PT Bisi ini, dijual dengan harga murah. Contohnya bunga kol dijual Rp10.000 per kg, kubis Rp4.000 per kg, semangka tanpa biji Rp7.000 per kg, tomat Rp5.000 per kg, melon orange Rp10.000 per kg, labu Rp3.000 per kg dan sawi Rp1000 per ikat. Sementara itu, mentimun, kacang panjang, cabe besar dan pare dijual Rp6.000 per kg.
Tetapi sangat disayangkan, demplot-demplot milik instansi pemerintah, begitu usai upacara penutupan Penas langsung ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. Sehingga, banyak masyarakat yang "memanen" hasil kebun demplot tersebut baik untuk dikonsumsi buahnya atau hanya sekedar mengoleksi tanaman.
"Lumayan dapat tanaman yang jarang ada di Tenggarong, di antaranya nilam, lidah buaya, ubi ungu. Tanaman ini akan saya tanam di pekarangan rumah sebagai kegemaran atau hobby saja," ujar Ibu Helda.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
Hal itu nampak terjadi pada Demplot milik PT Bisi Internasional Tbk yang menampilkan tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan unggul. "Usai penutupan kami akan menjual semua hasil kebun yang telah kita tanam sejak tiga bulan lalu untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat membeli sayuran hasil demplot Penas dengan harga miring tetapi berkualitas baik," kata seorang pengelola kebun Rudianto Anwar, Kamis (23/6).
Menurut Rudianto hasil penjualan tanaman ini diharapkannya dapat menutupi ongkos sewa tanah Rp5 juta sejak penanaman pertama atau sejak tiga bulan lalu. "Lumayanlah, itung-itung dapat sedikit membantu ongkos sewa dan operasional kami selama di Kaltim. Sebenarnya, yang terpenting bagi kami adalah agar masyarakat dapat mengetahui produk apa yang kami hasilkan. Selama ini, produk bibit yang kami produksi masih belum memasyarakat ke petani dan pekebun," ujarnya.
Dalam "lelang" sayuran dan buah-buahan hasil kebun PT Bisi ini, dijual dengan harga murah. Contohnya bunga kol dijual Rp10.000 per kg, kubis Rp4.000 per kg, semangka tanpa biji Rp7.000 per kg, tomat Rp5.000 per kg, melon orange Rp10.000 per kg, labu Rp3.000 per kg dan sawi Rp1000 per ikat. Sementara itu, mentimun, kacang panjang, cabe besar dan pare dijual Rp6.000 per kg.
Tetapi sangat disayangkan, demplot-demplot milik instansi pemerintah, begitu usai upacara penutupan Penas langsung ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. Sehingga, banyak masyarakat yang "memanen" hasil kebun demplot tersebut baik untuk dikonsumsi buahnya atau hanya sekedar mengoleksi tanaman.
"Lumayan dapat tanaman yang jarang ada di Tenggarong, di antaranya nilam, lidah buaya, ubi ungu. Tanaman ini akan saya tanam di pekarangan rumah sebagai kegemaran atau hobby saja," ujar Ibu Helda.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM