Warga Terancam Kehilangan Penghasilan
22 Desember 2009
Admin Website
Artikel
3773
#img1# Ia mengatakan itu menanggapi keluhan masyarakat berkaitan dengan abrasi pantai Sungai Parit, yang sekarang ini sudah dalam taraf sangat mengkhawatirkan. "Bukan saja abrasi sudah menelan puluhan meter bibir pantai dan mengakibatkan ribuan pohon kelapa mati, tetapi juga berdampak terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih serius," kata Ketua Himpunan Masyarakat Sinjai (Himas) Penajam Paser Utara H Kallo.
Tokoh masyarakat Sungai Parit, pemilik Hotel Kalimantan di Nipahnipah ini mengatakan, abrasi pantai di Sungai Parit sudah berlangsung sejak lama. Namun, hingga kini penanganannya belum maksimal. Sepanjang garis pantai yang terkena abrasi parah itu, kata Kallo, beberapa tahun lalu dibuatkan tanggul dari tanah oleh masyarakat. Hanya saja, tidak bertahan lama.
Bupati Andi Harahap mengatakan, isu lingkungan menjadi perhatian serius pemerintahannya, terutama karena persoalan ini juga menjadi sorotan dunia internasional. "Kita beri perhatian, dan insya Allah, setelah ditinjau sudah ada langkah-langkah nyata untuk mengatasinya," katanya.
Sementara itu, Ketua RT 1 Sungai Parit Rusman didampingi H Kallo kepada wartawan mengungkapkan, masyarakat pantai hidupnya sangat tergantung dari hasil pohon kelapa. "Nah, kalau hampir seluruhnya mati lalu bagaimana masyarakat menghidupi dirinya," kata Rusman.
Karena itu, ia sangat berharap kepada pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih serius terhadap persoalan ini. "Kami sangat berharap kepada bapak bupati untuk turun langsung, melihat dari dekat kerusakan pantai akibat abrasi, dan mengambil keputusan untuk memperbaiki tanggul yang jebol. Sehingga kelapa tidak mati, dan masyarakat tidak resah seperti sekarang ini," ujarnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 22 DESEMBER 2009