Uni Eropa Bakal Kesulitan Cari Pengganti CPO untuk Kebutuhan Minyak Nabati
22 Maret 2014
Admin Website
Berita Nasional
6083
JAKARTA. Uni Eropa bakal kesulitan mendapatkan bahan baku pengganti minyak sawit
mentah atau Crude Palm Oil (CPO) apabila mereka terus melakukan 'kampanye hitam'. Larangan atau hambatan CPO di Uni Eropa justru akan memicu inflasi bagi negara-negara di Eropa.
"Kita masih dikenakan kampanye negatif di negara Eropa. Masyarakat Eropa sudah paham betul mereka tidak mungkin tidak mengkonsumsi sawit baik secara teknis maupun non teknis. Eropa akan terjadi inflasi tinggi bila tidak menggunakan sawit. Produktivitas sawit 9 kali lebih banyak bila dibandingkan kedelai," tutur Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta, Jumat (21/03/2014).
Bayu menjelaskan ekspor CPO Indonesia ke Eropa cukup besar. Bahkan Indonesia adalah pemasok utama kebutuhan CPO Eropa. Setiap tahun rata-rata ekspor CPO Indonesia ke Eropa mencapai 3,5 juta ton sedangkan kebutuhan CPO Eropa mencapai 6,3 juta ton.
"Indonesia jadi supplier terbesar ke Eropa," imbuhnya.
Ia meminta Uni Eropa bisa menghilangkan kampanye hitam atas sawit Indonesia. Alasannya Indonesia adalah negara terbesar penghasil sawit bersertifikat ramah lingkungan dan berkelanjutan di dunia (RSPO).
"Hasilnya kita sudah bisa meyakinkan sawit kita itu sustainable. Dari 8,2 juta ton sawit yang bersertifikat berkelanjutan di dunia, 4,8 juta ton diantaranya diproduksi di Indonesia. Jadi Indonesia adalah produsen sawit bersertifikat berkelanjutan terbesar di dunia," jelasnya.
"Kita masih dikenakan kampanye negatif di negara Eropa. Masyarakat Eropa sudah paham betul mereka tidak mungkin tidak mengkonsumsi sawit baik secara teknis maupun non teknis. Eropa akan terjadi inflasi tinggi bila tidak menggunakan sawit. Produktivitas sawit 9 kali lebih banyak bila dibandingkan kedelai," tutur Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta, Jumat (21/03/2014).
Bayu menjelaskan ekspor CPO Indonesia ke Eropa cukup besar. Bahkan Indonesia adalah pemasok utama kebutuhan CPO Eropa. Setiap tahun rata-rata ekspor CPO Indonesia ke Eropa mencapai 3,5 juta ton sedangkan kebutuhan CPO Eropa mencapai 6,3 juta ton.
"Indonesia jadi supplier terbesar ke Eropa," imbuhnya.
Ia meminta Uni Eropa bisa menghilangkan kampanye hitam atas sawit Indonesia. Alasannya Indonesia adalah negara terbesar penghasil sawit bersertifikat ramah lingkungan dan berkelanjutan di dunia (RSPO).
"Hasilnya kita sudah bisa meyakinkan sawit kita itu sustainable. Dari 8,2 juta ton sawit yang bersertifikat berkelanjutan di dunia, 4,8 juta ton diantaranya diproduksi di Indonesia. Jadi Indonesia adalah produsen sawit bersertifikat berkelanjutan terbesar di dunia," jelasnya.
DIKUTIP DARI DETIK, JUMAT, 21 MARET 2013