Semester II Tahun ini , Produksi CPO Diproyeksikan Naik 33%
26 Juli 2012
Admin Website
Artikel
4263
JAKARTA. Gabungan Penguasaha Kelapa Sawit
Indonesia (GAPKI) memproyeksikan produksi CPO pada semester kedua tahun ini
akan meningkat dibandingkan pada semester sebelumnya.
Direktur GAPKI, Fadhil Hasan mengatakan
kenaikan produksi CPO paruh kedua ini karena memasuki musim puncak produksi
atau peak seasons.
Pada semester 1 2012, produksi CPO di Indonesia
mencapai 11 juta ton. Jika mengacu pada target produksi CPO tahun ini yang
sebesar 25,7 juta ton, maka prediksi produksi CPO paruh kedua tahun ini sebesar
14,7 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi 33% dibanding pencapaian semester
sebelumnya.
Sepanjang paruh pertama tahun ini volume
produksi CPO juga naik sekitar 6% jika dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu. Munculnya perkebunan sawit baru dan bertambahnya usia tanaman sawit
menjadi faktor pendorong peningkatan produksi tersebut.
Wakil ketua komisi Tetap Perkebunan KADIN,
Teguh Patriawan menambahkan setiap tahun penambahan lahan perkebunan sawit
mencapai 200.000 – 300.000 ha. Sehingga tidak heran jika produksinya meningkat.
Teguh juga mengatakan bahwa hal ini juga
dipengaruhi oleh cuaca yang mendukung, dimana produktivitas sawit akan meningkat
saat curah hujan tinggi. Diperkirakan permintaan CPO dunia akan selalu
meningkat sekitar 3 juta ton pertahun menurut Teguh.
Susanto, kepala Bidang Pemasaran GAPKI
memperkirakan pada September – Desember mendatang, permintaan ekspor akan naik
tajam. Menurut Susanto peningkatan volume ekspor CPO sudah terlihat dari Juni
lalu, yaitu mencapai skitar 1,4–1,45 juta ton. Ekspor
yang melonjak paling signifikan adalah negara-negara dengan populasi
muslim terbesar. Seperti India, Bangladesh, dan negara-negara di kawasan Timur
Tengah.
Melonjak permintaan CPO tersebut karena
bertepatan dengan bulan Ramadhan. Seperti diketahui, minyak sawit merupakan
bahan baku utama minyak nabati yang dapat diproduksi menjadi aneka produk
seperti minyak goreng.
Meskipun beberapa bulan lalu harga CPO sempat
terjungkal hingga ke kisaran US$ 800 per ton, namun Teguh masih optimis harga
CPO akan kembali naik hingga menyentuh US$ 1.000 per ton. "Harga terkerek lagi
karena permintaan dunia yang terus meningkat dan tren penurunan produksi minyak
nabati seperti kedelai," sebutnya.
DIKUTIP DARI KONTAN, KAMIS, 26 JULI 2012
DIKUTIP DARI KONTAN, KAMIS, 26 JULI 2012