Perkebunan Dukung Kereta Api
01 November 2017
Admin Website
Berita Daerah
4166
SAMARINDA. Pemprov Kaltim terus mengupayakan
percepatan pembangunan kereta api yang saat ini dikerjakan PT Kereta Api
Borneo (KAB). Operasional kereta api nantinya bukan saja untuk
angkutan komoditi sumber daya alam (SDA), tetapi juga angkutan
penumpang.
Gubernur Awang Faroek Ishak menegaskan kerjasama pembangunan rel kereta api yang merupakan investasi PT KAB merupakan kerjasama antar negara, Indonesia dan Rusia. Pemprov Kaltim bertanggungjawab menyukseskan kerjasama tersebut dengan baik, maka dari itu sinergitas Pemprov Kaltim dan pemerintah kabupaten/kota serta pihak swasta sangat diperlukan.
Dalam waktu dekat ini, realisasi pembangunan kereta api yang akan menghubungkan tiga kabupaten yaitu Panajam Paser Utara, Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Timur akan terlaksana. Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ir Ujang Rachmad mengatakan potensi muatan atau kargo yang nantinya akan diangkut oleh PT KAB untuk level Kaltim sangat besar, khususnya untuk crude palm oil (CPO) yang sekarang ini sudah memproduksi antara 2,5 juta ton sampai 3 juta ton pertahun.
Apabila itu dilakukan dengan menggunakan jalur utara maka daerah yang terkena trase jalur kereta api Kutai Timur dan Berau dengan potensi CPO 1,6 juta ton pertahunnya. Sementara untuk jalur selatan meliputi PPU, Paser dan Kukar dengan potensi CPO mencapai 1,4 juta ton pertahun. Jumlah tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya, mengingat produksi yang ada sekarang baru mencapai 80 persen dari luas yang tertanam, sehingga 4 atau 5 tahun kedepan angka produksinya akan terus bertambah.
Terkait dengan jalur tentatib yang dilalui kereta api, maka berdasarkan hasil inventarisasi jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit ada 50 perusahaan akan terkena trase tersebut, baik untuk jalur utara maupun selatan.
"Terkait pelaksanaan pembangunan rel kereta api yang dilakukan oleh PT KAB, maka kami juga sudah berkoordinasi dengan Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mewakili perusahaan perkebunan. Mereka sangat mendukung apabila jalur kereta api terealisasi, karena dapat memudahkan angkutan hasil produksi CPO," kata Ujang.
Dikatakan apabila trase kereta api sudah ditetapkan, maka Disbun Kaltim akan melakukan pendekatan dan koordinasi dengan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk membicarakan skema bisnis atupun detail teknis lainnya.
"Setalah trase kerata api sudah ditetapkan, maka dibawah koordinasi Asisten Ekonomi dan Administrasi Pembangunan, kami akan melakukan koordinasi dengan pimpinan perusahaan untuk membicarakan skema bisnis penggunaan jalur kereta api untuk mengangkut CPO," kata Ujang. (mar/sul/es/humasprov)
SUMBER : SEKRETARIAT PROV. KALTIM
Gubernur Awang Faroek Ishak menegaskan kerjasama pembangunan rel kereta api yang merupakan investasi PT KAB merupakan kerjasama antar negara, Indonesia dan Rusia. Pemprov Kaltim bertanggungjawab menyukseskan kerjasama tersebut dengan baik, maka dari itu sinergitas Pemprov Kaltim dan pemerintah kabupaten/kota serta pihak swasta sangat diperlukan.
Dalam waktu dekat ini, realisasi pembangunan kereta api yang akan menghubungkan tiga kabupaten yaitu Panajam Paser Utara, Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Timur akan terlaksana. Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ir Ujang Rachmad mengatakan potensi muatan atau kargo yang nantinya akan diangkut oleh PT KAB untuk level Kaltim sangat besar, khususnya untuk crude palm oil (CPO) yang sekarang ini sudah memproduksi antara 2,5 juta ton sampai 3 juta ton pertahun.
Apabila itu dilakukan dengan menggunakan jalur utara maka daerah yang terkena trase jalur kereta api Kutai Timur dan Berau dengan potensi CPO 1,6 juta ton pertahunnya. Sementara untuk jalur selatan meliputi PPU, Paser dan Kukar dengan potensi CPO mencapai 1,4 juta ton pertahun. Jumlah tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya, mengingat produksi yang ada sekarang baru mencapai 80 persen dari luas yang tertanam, sehingga 4 atau 5 tahun kedepan angka produksinya akan terus bertambah.
Terkait dengan jalur tentatib yang dilalui kereta api, maka berdasarkan hasil inventarisasi jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit ada 50 perusahaan akan terkena trase tersebut, baik untuk jalur utara maupun selatan.
"Terkait pelaksanaan pembangunan rel kereta api yang dilakukan oleh PT KAB, maka kami juga sudah berkoordinasi dengan Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mewakili perusahaan perkebunan. Mereka sangat mendukung apabila jalur kereta api terealisasi, karena dapat memudahkan angkutan hasil produksi CPO," kata Ujang.
Dikatakan apabila trase kereta api sudah ditetapkan, maka Disbun Kaltim akan melakukan pendekatan dan koordinasi dengan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk membicarakan skema bisnis atupun detail teknis lainnya.
"Setalah trase kerata api sudah ditetapkan, maka dibawah koordinasi Asisten Ekonomi dan Administrasi Pembangunan, kami akan melakukan koordinasi dengan pimpinan perusahaan untuk membicarakan skema bisnis penggunaan jalur kereta api untuk mengangkut CPO," kata Ujang. (mar/sul/es/humasprov)
SUMBER : SEKRETARIAT PROV. KALTIM