Penurunan Bea Keluar tidak Serta Merta Dongkrak Ekspor CPO
28 Desember 2012
Admin Website
Artikel
3873
JAKARTA. Turunnya harga patokan ekspor (HPE) dan bea keluar (BK) minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tidak membawa optimistis pada perbaikan ekspor sawit Indonesia.
"(Penurunan) itu kan otomatis saja, karena harganya di Desember turun, maka di Januari pajak ekspornya turun. Kami sudah memperkirakan sebelumnya. Ini implikasi saja," ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhlil Hasan ketika dihubungi, Kamis (27/12).
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi mengatakan penetapan HPE CPO mengalami penurunan dari US$754 menjadi US$709. Sehingga bea keluar untuk Januari 2012 turun dari 9% menjadi 7,5%.
Penurunan bea keluar ini, kata Fadhlil, tidak akan banyak mengangkat ekspor CPO Indonesia, karena masih kalah saing dengan Malaysia yang menetapkan bea keluar CPO nol persen. "Kalau dulu melihat pajak ekspor turun mungkin orang berbondong-bondong mengekspor. Kalau sekarang kan permintaan sedang lesu, stok sedang banyak. Tidak banyak berpengaruh terhadap ekspor kita nanti," keluhnya.
Jika ingin memperbaiki kinerja ekspor CPO Indonesia, kata dia, pemerintah harus menetapkan bea keluar yang sama dengan Malaysia. Dengan demikian CPO Indonesia dapat berkompetisi dengan produk Malaysia.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, KAMIS, 27 DESEMBER 2012
"(Penurunan) itu kan otomatis saja, karena harganya di Desember turun, maka di Januari pajak ekspornya turun. Kami sudah memperkirakan sebelumnya. Ini implikasi saja," ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhlil Hasan ketika dihubungi, Kamis (27/12).
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi mengatakan penetapan HPE CPO mengalami penurunan dari US$754 menjadi US$709. Sehingga bea keluar untuk Januari 2012 turun dari 9% menjadi 7,5%.
Penurunan bea keluar ini, kata Fadhlil, tidak akan banyak mengangkat ekspor CPO Indonesia, karena masih kalah saing dengan Malaysia yang menetapkan bea keluar CPO nol persen. "Kalau dulu melihat pajak ekspor turun mungkin orang berbondong-bondong mengekspor. Kalau sekarang kan permintaan sedang lesu, stok sedang banyak. Tidak banyak berpengaruh terhadap ekspor kita nanti," keluhnya.
Jika ingin memperbaiki kinerja ekspor CPO Indonesia, kata dia, pemerintah harus menetapkan bea keluar yang sama dengan Malaysia. Dengan demikian CPO Indonesia dapat berkompetisi dengan produk Malaysia.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, KAMIS, 27 DESEMBER 2012