(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Nunukan Potensi Produksi Aren

30 April 2008 Admin Website Artikel 4211
#img1# Itu didasarkan temuan pada beberapa orang petani di daerah ini yang sudah mencoba mengembangkan komoditi ini dan hasilnya cukup bagus.

Menurutnya, jika komoditi ini bisa dikembangkan oleh masyarakat Nunukan, sudah barang tentu dapat meningkatkan ekonomi rakyat yang saat ini sedang ’lesu’.

Walau selama ini masyarakat di daerah ini mengelolah komoditi aren secara sporadis atau tradisional, namun hasilnya sudah cukup baik.

Meskipun untuk sementara ini baru pada tahap produksi untuk tuak manis

"Pasarnya tuak ’kan lebih gampang dan masyarakat belum ada yang mengelolah menjadi industri gula merah," jelas Dian yang juga aktif mengembangkan beberapa komoditi di bidang pertanian.

Ke depan ia berharap komoditi ini bisa menjadi program pemerintah kabupaten Nunukan, apalagi pemerintah pusat melalui Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) Departemen Kehutanan sudah memprogramkan tanaman aren sebagai salah satu komoditas unggulan.

Jika itu bisa terealisasi di Nunukan, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat akan tertarik karena mengembangkan komoditi ini tidak memerlukan investasi yang besar karena masyarakat dapat melakukan sendiri.

Keuntungan lain jika pengembangan komoditi aren ini menurut Dian lagi adalah penyerapan tenaga kerja yang rata-rata 4-7 orang per hektare, sebagai konservasi lahan, dan menghemat persediaan air.

Tanaman aren mampu menghasilkan gula merah 72 ton per hektare per tahun, sedangkan tebu hanya mampu menghasilkan 6 ton per hektare per tahun

"Untuk sementara ini banyak ditemukan tanaman aren yang belum dikelola secara intensif mampu berproduksi 42,2 ton per hektare per tahun," ungkapnya.

Dian berkeyakinan tanaman aren dapat dikembangkan, bahkan bisa lebih baik dari daerah lainnya, karena faktor iklim di daerah ini yang tidak mengenal musim penghujan dan kemarau.

Bahkan berdasar data yang dimilikinya, tanaman aren ini sudah dikembangkan di daerah Sabah seluas 3.000 hektare.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SABTU, 26 APRIL 2008

Artikel Terkait