Maloy Andalan Masa Depan Kaltim
04 September 2017
Admin Website
Berita Daerah
4021
SAMARINDA. Sekprov Kaltim Dr H Rusmadi mengatakan
Provinsi Kaltim diberikan anugerah sumber daya alam yang melimpah,
begitu juga dengan potensi perkebunannya. Hingga saat ini sektor
perkebunan telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kaltim
sebesar 11 persen, bersumber dari sektor on palm 4 persen dan industri
pengolahannya 7 persen.
Rusmadi mengharapkan ke depan sektor perkebunan kontribusinya semakin meningkat, bukan saja dari produk-produk bahan baku mentahnya, tetapi juga industri pengolahannya. Saat ini areal perkebunan kelapa sawit sudah mencapai 1,1 juta hektar dan ini berpotensi besar untuk menjadi bahan baku dalam industri pengolahan crude palm oil (CPO) menjadi produk-produk turunan, seperti minyak goreng, margarin, cosmetik dan produk lainnya.
Lanjut Rusmadi, Kaltim tidak boleh puas hanya dengan mampu mengekspor bahan mentah seperti CPO saja. Pemerintah telah bekerja keras agar ke depan Kaltim mampu mengekspor hasil turunan produksi dari produk CPO.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy di Kabupaten Kutai Timur merupakan kawasan industri masa depan Kaltim yang memang dipersiapkan untuk mengolah produk CPO menjadi produk-produk turunan dan kita berharap pengembangan sektor perkebunan dan pertanian dengan memperhatikan aspek lingkungannya. Mulai dari pengolahan lahannya dengan zero burning atau tidak ada pembakaran lahan sampai aspek lingkungan pasca produksi CPO maupun produk turunannya nanti.
"KEK Maloy yang sekarang ini dalam proses pembangunan, diharapkan mampu menjadi masa depan Kaltim yang akan memberikan kontribusi dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Kaltim," kata Rusmadi.
Dikatakan, sebagai kawasan strategis nasional, maka wajar jika infrastruktur pendukung di kawasan Maloy terus dibangun. Bahkan, saat ini pembangunan terus dilakukan dengan cepat. Karena itu, semua infrastruktur pendukung pun terbangun, seperti infrastruktur jalan sepanjang 17 km menuju kawasan tersebut telah dibangun, termasuk jalan trans Kalimantan. Adapun pembangunan jalan tersebut dibangun murni menggunakan APBN.
"Selain itu, melalui APBN juga akan mendukung pembangunan infrastruktur pelabuhan multipurpose. Dengan tujuan untuk pengembangan industri kelapa sawit dan hilirisasi industri batu bara," pungkas Rusmadi. (mar/sul/es/humasprov)
SUMBER : SEKRETARIAT
Rusmadi mengharapkan ke depan sektor perkebunan kontribusinya semakin meningkat, bukan saja dari produk-produk bahan baku mentahnya, tetapi juga industri pengolahannya. Saat ini areal perkebunan kelapa sawit sudah mencapai 1,1 juta hektar dan ini berpotensi besar untuk menjadi bahan baku dalam industri pengolahan crude palm oil (CPO) menjadi produk-produk turunan, seperti minyak goreng, margarin, cosmetik dan produk lainnya.
Lanjut Rusmadi, Kaltim tidak boleh puas hanya dengan mampu mengekspor bahan mentah seperti CPO saja. Pemerintah telah bekerja keras agar ke depan Kaltim mampu mengekspor hasil turunan produksi dari produk CPO.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy di Kabupaten Kutai Timur merupakan kawasan industri masa depan Kaltim yang memang dipersiapkan untuk mengolah produk CPO menjadi produk-produk turunan dan kita berharap pengembangan sektor perkebunan dan pertanian dengan memperhatikan aspek lingkungannya. Mulai dari pengolahan lahannya dengan zero burning atau tidak ada pembakaran lahan sampai aspek lingkungan pasca produksi CPO maupun produk turunannya nanti.
"KEK Maloy yang sekarang ini dalam proses pembangunan, diharapkan mampu menjadi masa depan Kaltim yang akan memberikan kontribusi dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Kaltim," kata Rusmadi.
Dikatakan, sebagai kawasan strategis nasional, maka wajar jika infrastruktur pendukung di kawasan Maloy terus dibangun. Bahkan, saat ini pembangunan terus dilakukan dengan cepat. Karena itu, semua infrastruktur pendukung pun terbangun, seperti infrastruktur jalan sepanjang 17 km menuju kawasan tersebut telah dibangun, termasuk jalan trans Kalimantan. Adapun pembangunan jalan tersebut dibangun murni menggunakan APBN.
"Selain itu, melalui APBN juga akan mendukung pembangunan infrastruktur pelabuhan multipurpose. Dengan tujuan untuk pengembangan industri kelapa sawit dan hilirisasi industri batu bara," pungkas Rusmadi. (mar/sul/es/humasprov)
SUMBER : SEKRETARIAT