Kemiri Sunan Untuk Rehabilitasi Lahan Kritis
30 Juli 2018
Admin Website
Artikel Perkebunan
6952
Kemiri sunan merupakan tanaman tahunan yang dapat hidup dan tetap
berproduksi hingga berumur puluhan tahun. Disamping itu tanaman ini
dikenal sebagai penghasil minyak nabati yang beracun, yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati (BBN). Bahan Bakar Nabati (BBN)
adalah bahan bakar dari sumber hayati, saat ini beberapa negara maju dan
negara berkembang mulai memproduksi BBN. Diantaranya : Amerika
Serikat yang memanfaatkan lebih 20 persen produksi jagung untuk
memproduksi BBN, India memproduksi BBN dari tebu, sementara
negara-negara Asia Tenggara memproduksi BBN dari minyak kelapa sawit
mentah (CPO).
Adapun Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) disamping sebagai salah satu tanaman yang potensial sebagai bahan baku biodiesel, juga berfungsi ganda sebagai tanaman konservasi untuk merehabilitasi lahan-lahan kritis (reklamasi) hal itu dikarenakan tanaman ini mampu menahan benturan air hujan yang pada gilirannya dapat mencegah kerusakan tanah akibat erosi. Secara umum tanaman yang berasal dari Filipina ini ini banyak tumbuh di Indonesia dan tersebar di daerah dataran rendah hingga sedang, baik di hutan maupun ditanam disekitar perkotaan. Tanaman Kemiri Sunan memiliki habitus dengan tajuk yang rindang, batang yang kokoh, dengan tinggi mencapai 15-20 m dan sistem perakaran yang dalam membuatnya menjadi tanaman yang sangat ideal sebagai tanaman konservasi.
Untuk itu BPTP Balitbangtan Kaltim sebagai salah satu unit kerja Kementerian Pertanian didaerah telah mengembangkan Kemiri Sunan 2 dengan varietas Kermindo 2 (salah satu varietas unggul kemisri sunan yang telah dilepas Kementerian Pertanian No. 1085Kpts/SR.120/10/2014). Kermindo 2 ini dikembangkan di lahan eks tambang dan diumur tanam 3 tahun'an, tanaman ini sudah mulai berbuah lebih cepat dari umur berbuahnya kemiri sunan pada umumnya (lebih kurang di umur 4 tahun tanam).
Kesuksesan tim BPTP Balitbangtan Kaltim dalam mempercepat proses pembungaan dan pembuahan kemiri sunan tak luput dari proses penerapan inovasi pemangkasan dan penambahan zat pengatur tumbuh. Disamping itu dalam rangka mengoptimalisasi lahan, BPTP Balitbangtan Kaltim membudidayakan tanaman ini secara tumpang sari dengan tanaman jagung. Selain jagung alternatif tanaman yang bisa ditumpang sarikan dengan tanaman ini diantaranya serai wangi, kedelai, wijen, dll. Kedepan tanaman ini akan terus dikembangkan sebagai salah satu usaha BPTP Balitbangtan dalam membantu merehabilitasi lahan-lahan kritis yang ada di Kalimantan Timur.
SUMBER : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TIMUR
Adapun Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) disamping sebagai salah satu tanaman yang potensial sebagai bahan baku biodiesel, juga berfungsi ganda sebagai tanaman konservasi untuk merehabilitasi lahan-lahan kritis (reklamasi) hal itu dikarenakan tanaman ini mampu menahan benturan air hujan yang pada gilirannya dapat mencegah kerusakan tanah akibat erosi. Secara umum tanaman yang berasal dari Filipina ini ini banyak tumbuh di Indonesia dan tersebar di daerah dataran rendah hingga sedang, baik di hutan maupun ditanam disekitar perkotaan. Tanaman Kemiri Sunan memiliki habitus dengan tajuk yang rindang, batang yang kokoh, dengan tinggi mencapai 15-20 m dan sistem perakaran yang dalam membuatnya menjadi tanaman yang sangat ideal sebagai tanaman konservasi.
Untuk itu BPTP Balitbangtan Kaltim sebagai salah satu unit kerja Kementerian Pertanian didaerah telah mengembangkan Kemiri Sunan 2 dengan varietas Kermindo 2 (salah satu varietas unggul kemisri sunan yang telah dilepas Kementerian Pertanian No. 1085Kpts/SR.120/10/2014). Kermindo 2 ini dikembangkan di lahan eks tambang dan diumur tanam 3 tahun'an, tanaman ini sudah mulai berbuah lebih cepat dari umur berbuahnya kemiri sunan pada umumnya (lebih kurang di umur 4 tahun tanam).
Kesuksesan tim BPTP Balitbangtan Kaltim dalam mempercepat proses pembungaan dan pembuahan kemiri sunan tak luput dari proses penerapan inovasi pemangkasan dan penambahan zat pengatur tumbuh. Disamping itu dalam rangka mengoptimalisasi lahan, BPTP Balitbangtan Kaltim membudidayakan tanaman ini secara tumpang sari dengan tanaman jagung. Selain jagung alternatif tanaman yang bisa ditumpang sarikan dengan tanaman ini diantaranya serai wangi, kedelai, wijen, dll. Kedepan tanaman ini akan terus dikembangkan sebagai salah satu usaha BPTP Balitbangtan dalam membantu merehabilitasi lahan-lahan kritis yang ada di Kalimantan Timur.
SUMBER : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TIMUR