Kaltim Galakkan Kegiatan Mitigasi
05 Desember 2013
Admin Website
Berita Kedinasan
4362
SAMARINDA. Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim terus menggalakkan kegiatan
mitigasi (pengurangan emisi) dalam pembangunan perkebunan berkelanjutan
dalam upaya penurunan emisi karbon dari degradasi hutan dan lahan
sebagai bagian dari upaya menekan laju pemanasan global.
Kegiatan mitigasi yang dilakukan diantaranya pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) dan pengembangan areal pada lahan non kawasan hutan, semak belukar dan lahan kritis, penggunaan pupuk secara berimbang dan pengembangan pembuatan kompos/pupuk organik.
Termasuk rehabilitasi kebun dan penyesuaian tanaman pelindung bagi komoditi yang membutuhkan penerapan teknik budidaya yang baik (good agricultural practices/GAP) serta penggunaan limbah biomasa (cair) untuk energi baru terbarukan.
"Kegiatan mitigasi bagian mendukung REDD+ (Reduksi Emisi dari Deforestri dan Degradasi hutan dan lahan gambut plus) serta Rencana Aksi daerah (RAD) penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)," kata Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Hj Etnawati didampingi Kabid Perlindungan Henny Herdiyanto.
Selain mitigasi juga dilakukan kegiatan adaptasi berupa upaya menciptakan manfaat tambahan bersamaan dengan peningkatan manfaat karbon melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan kelestarian keanekaragaman hayati serta produksi jasa ekosistem lain.
Dalam kegiatan ini, didukung penerapan teknologi budidaya Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan penanggulangan anomali (penyimpangan) iklim dengan pendekatan kelestarian lingkungan hidup baik biotik (komponen mahkluk hidup) maupun abiotik (air, udara, tanah dan iklim).
Misalnya, pembangunan embung-embung/tangkapan air dan mengembangkan teknologi konservasi lahan dan budidaya lorong, peningkatan produktivitas lahan melalui pemanfaatan Biochar (menginclave/melindungi area bernilai konservasi tinggi pada usaha perkebunan).
"Kegiatan ini sangat penting terutama daam menangkal tudingan kelapa sawit kita penyebab kerusakan lingkungan karena berkurangnya penangkapan air serta terlalu banyak penggunaan pupuk yang dapat meracuni lingkungan sekitar areal perkebunan," ungkap Etnawati.
Ditambahkan, sesuai komitmen pemerintah pusat, Pemprov Kaltim telah mendukung program antisipasi pemanasan global dan gas rumah kaca melalui penurunan emisi karbon sebesar 26 persen tidak terkecuali di subsektor perkebunan.(yans/hmsprov).
SUMBER : BIDANG PERLINDUNGAN
Kegiatan mitigasi yang dilakukan diantaranya pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) dan pengembangan areal pada lahan non kawasan hutan, semak belukar dan lahan kritis, penggunaan pupuk secara berimbang dan pengembangan pembuatan kompos/pupuk organik.
Termasuk rehabilitasi kebun dan penyesuaian tanaman pelindung bagi komoditi yang membutuhkan penerapan teknik budidaya yang baik (good agricultural practices/GAP) serta penggunaan limbah biomasa (cair) untuk energi baru terbarukan.
"Kegiatan mitigasi bagian mendukung REDD+ (Reduksi Emisi dari Deforestri dan Degradasi hutan dan lahan gambut plus) serta Rencana Aksi daerah (RAD) penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)," kata Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Hj Etnawati didampingi Kabid Perlindungan Henny Herdiyanto.
Selain mitigasi juga dilakukan kegiatan adaptasi berupa upaya menciptakan manfaat tambahan bersamaan dengan peningkatan manfaat karbon melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan kelestarian keanekaragaman hayati serta produksi jasa ekosistem lain.
Dalam kegiatan ini, didukung penerapan teknologi budidaya Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan penanggulangan anomali (penyimpangan) iklim dengan pendekatan kelestarian lingkungan hidup baik biotik (komponen mahkluk hidup) maupun abiotik (air, udara, tanah dan iklim).
Misalnya, pembangunan embung-embung/tangkapan air dan mengembangkan teknologi konservasi lahan dan budidaya lorong, peningkatan produktivitas lahan melalui pemanfaatan Biochar (menginclave/melindungi area bernilai konservasi tinggi pada usaha perkebunan).
"Kegiatan ini sangat penting terutama daam menangkal tudingan kelapa sawit kita penyebab kerusakan lingkungan karena berkurangnya penangkapan air serta terlalu banyak penggunaan pupuk yang dapat meracuni lingkungan sekitar areal perkebunan," ungkap Etnawati.
Ditambahkan, sesuai komitmen pemerintah pusat, Pemprov Kaltim telah mendukung program antisipasi pemanasan global dan gas rumah kaca melalui penurunan emisi karbon sebesar 26 persen tidak terkecuali di subsektor perkebunan.(yans/hmsprov).
SUMBER : BIDANG PERLINDUNGAN