Kaltim Berperan Besar Kurangi Dampak Perubahan Iklim Dunia
23 Juni 2015
Admin Website
Berita Daerah
4369
BARCELONA. Provinsi Kaltim yang berada dalam jantung Borneo memiliki peran yang besar dalam turut-serta mengurangi dampak perubahan iklim (climate change)
dunia. Hal tersebut terungkap dalam pertemuan dan dialog Gubernur
Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak pada Pertemuan Tahunan Forum Gubernur
untuk Perubahan Iklim dan Kehutanan (Governor’s Forum on Climate and
Forest – GCF) di Barcelona, Spanyol.
Gubernur Awang dalam pertemuan itu sebagai ketua delegasi dengan anggota Prof Daddy Ruhiyat yang juga pakar kehutanan, Riza Indra Riadi Kepala Badan Lingkungan Hidup, Muhammad Taufik Kadis Pekerjaan Umum dan Niel Makinuddin dari lembaga swadaya pemerhati lingkungan hidup.
Pertemuan di hari ketiga pada 16 Juni 2015 bertempat di Auditorium Cassa Mila di pusat kota Barcelona membahas beberapa agenda antara lain; Pidato Tuan Rumah Catalonia dan para Gubernur anggota GCF tentang komitmen, kemajuan dan aspirasi terkait upaya perlindungan hutan dan antisipasi perubahan iklim global.
Umumnya para gubernur memberikan penekanan betapa penting kerja bahu-membahu antara negara maju dan berkembang untuk menjawab persoalan perlindungan hutan, perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ke depan, kerjasama antara gubernur harus dikuatkan karena mereka yang berada di ujung tombak bersama rakyatnya.
Para gubernur juga menyampaikan aspirasi agar bisa turut mewarnai proses perundingan di tingkat kepalan egara (Convention on Parties atau dikenaldengan COP) terkait isu perubahan iklim yang akan dilaksanakan di Paris, Perancis pada 30 November – 11 Desember 2015 ini.
Persoalan lingkungan hidup dan perubahan iklim adalah persoalan yang melewati batas-batas politik antarnegara. Sebagai contoh pencemaran udara di satu daerah atau negara pasti akan dirasakan oleh daerah atau negara lainnya. Lebih khusus lagi, pemanansan bumi dampaknya tidak hanya dirasakan oleh satu negara saja. Para gubernur juga menyampaikan tantangan dan kemajuan program di masing-masing negara atau daerahnya. Khusus Kaltim, Gubernur Awang Faroek menyampaikan beberapa pokok: Antara lain menyangkut isu perubahan iklim dan pengurangan emisi karbon (REDD+) sudah secara resmi masuk dalam dokumen RPJMD Kaltim 2013-2018 dan dalam rencana jangka panjang Kaltim 2030.
"Strategi dan Kebijakan Kalimantan: pertama, transformas iekonomi menuju ekonomi berbasiskan sumberdaya yang terbarukan. Kedua, upaya dan kerjasama dalam pembangunan rendah emisi karbon; dan, ketiga dukungan yang diperlukan dalam implementasi strategi pertumbuhan ekonom irendah emisi karbon," kata Gubernur.
Kaltim ujar Gubernur, telah melalui fase pertumbuhan ekonomi yang naik turun selama beberapa dekade ini. Dalam rangka menyukseskan program Pemerintah RI terkait pengurangan emisi, Kaltim telah mendeklarasikan Kerangka Pembangunan Kaltim Hijau (Green Kaltim) dengan 3 sasaran utama: yaitu; Strategi pertumbuhan ekonomi yang rendah emisi karbon, Rencana Aksi Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca melalui Peraturan Gubernur No 54 tahun 2012 dan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi untuk Pengurangan Emisi dari kerusakan hutan dan lahan (REDD+).
"Dalam implementasi berbagai program dan aksi tersebut, Pemprov Kaltim bekerjasama dan memperoleh dukungan dari berbagai fihak termasuk The nature Conservany (TNC), WWF, GIZ, GGGI dan mitra lainnya. Para mitra tersebut memberikan dukungan berharga dalam proses pengambilan keputusan dan teknis implementasinya di berbagai daerah di Kaltim. Kerjasama ini perlu diperkuat di masa mendatang Green Kaltim bisa benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup," paparnya.
Di sela-sela pertemuan ini, Gubernur Kaltim juga diagendakan melakukan dialog dan lobi dengan Perwakilan Pemerintah Norwegia dan Perwakilan Pemerintah California. Dialog dan lobi menyangkut pembahasan program terkin idan rencana Kaltim ke depan terkait upaya perlindungan hutan, antisipasi perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Kemudian menyampaikan aspirasi agar negara-negara maju bisa memberikan dukungan langsung ke provinsi yang benar-benar telah berkomitmen dan bekerja serius dalam upaya menjawab perubahan iklim, serta perlunya kerjasama lebih erat dalam implementasi berbagai program perlindungan hutan dan upaya peningkatan ksejahteraan msyarakat.
Kedua perwakilan Pemerintahan tersebut tertarik dengan penjelasan GubernurAwang Faorek dan akan ada komunikasi lebih lanjut untuk membahas hal-hal lebih teknis.(hmsp/hmsprov)
Pertemuan dan dialog Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak pada Pertemuan Tahunan Forum Gubernur untuk Perubahan Iklim dan Kehutanan (Governor’s Forum on Climate and Forest – GCF) di Barcelona.
Gubernur Awang dalam pertemuan itu sebagai ketua delegasi dengan anggota Prof Daddy Ruhiyat yang juga pakar kehutanan, Riza Indra Riadi Kepala Badan Lingkungan Hidup, Muhammad Taufik Kadis Pekerjaan Umum dan Niel Makinuddin dari lembaga swadaya pemerhati lingkungan hidup.
Pertemuan di hari ketiga pada 16 Juni 2015 bertempat di Auditorium Cassa Mila di pusat kota Barcelona membahas beberapa agenda antara lain; Pidato Tuan Rumah Catalonia dan para Gubernur anggota GCF tentang komitmen, kemajuan dan aspirasi terkait upaya perlindungan hutan dan antisipasi perubahan iklim global.
Umumnya para gubernur memberikan penekanan betapa penting kerja bahu-membahu antara negara maju dan berkembang untuk menjawab persoalan perlindungan hutan, perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ke depan, kerjasama antara gubernur harus dikuatkan karena mereka yang berada di ujung tombak bersama rakyatnya.
Para gubernur juga menyampaikan aspirasi agar bisa turut mewarnai proses perundingan di tingkat kepalan egara (Convention on Parties atau dikenaldengan COP) terkait isu perubahan iklim yang akan dilaksanakan di Paris, Perancis pada 30 November – 11 Desember 2015 ini.
Persoalan lingkungan hidup dan perubahan iklim adalah persoalan yang melewati batas-batas politik antarnegara. Sebagai contoh pencemaran udara di satu daerah atau negara pasti akan dirasakan oleh daerah atau negara lainnya. Lebih khusus lagi, pemanansan bumi dampaknya tidak hanya dirasakan oleh satu negara saja. Para gubernur juga menyampaikan tantangan dan kemajuan program di masing-masing negara atau daerahnya. Khusus Kaltim, Gubernur Awang Faroek menyampaikan beberapa pokok: Antara lain menyangkut isu perubahan iklim dan pengurangan emisi karbon (REDD+) sudah secara resmi masuk dalam dokumen RPJMD Kaltim 2013-2018 dan dalam rencana jangka panjang Kaltim 2030.
"Strategi dan Kebijakan Kalimantan: pertama, transformas iekonomi menuju ekonomi berbasiskan sumberdaya yang terbarukan. Kedua, upaya dan kerjasama dalam pembangunan rendah emisi karbon; dan, ketiga dukungan yang diperlukan dalam implementasi strategi pertumbuhan ekonom irendah emisi karbon," kata Gubernur.
Kaltim ujar Gubernur, telah melalui fase pertumbuhan ekonomi yang naik turun selama beberapa dekade ini. Dalam rangka menyukseskan program Pemerintah RI terkait pengurangan emisi, Kaltim telah mendeklarasikan Kerangka Pembangunan Kaltim Hijau (Green Kaltim) dengan 3 sasaran utama: yaitu; Strategi pertumbuhan ekonomi yang rendah emisi karbon, Rencana Aksi Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca melalui Peraturan Gubernur No 54 tahun 2012 dan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi untuk Pengurangan Emisi dari kerusakan hutan dan lahan (REDD+).
"Dalam implementasi berbagai program dan aksi tersebut, Pemprov Kaltim bekerjasama dan memperoleh dukungan dari berbagai fihak termasuk The nature Conservany (TNC), WWF, GIZ, GGGI dan mitra lainnya. Para mitra tersebut memberikan dukungan berharga dalam proses pengambilan keputusan dan teknis implementasinya di berbagai daerah di Kaltim. Kerjasama ini perlu diperkuat di masa mendatang Green Kaltim bisa benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup," paparnya.
Di sela-sela pertemuan ini, Gubernur Kaltim juga diagendakan melakukan dialog dan lobi dengan Perwakilan Pemerintah Norwegia dan Perwakilan Pemerintah California. Dialog dan lobi menyangkut pembahasan program terkin idan rencana Kaltim ke depan terkait upaya perlindungan hutan, antisipasi perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Kemudian menyampaikan aspirasi agar negara-negara maju bisa memberikan dukungan langsung ke provinsi yang benar-benar telah berkomitmen dan bekerja serius dalam upaya menjawab perubahan iklim, serta perlunya kerjasama lebih erat dalam implementasi berbagai program perlindungan hutan dan upaya peningkatan ksejahteraan msyarakat.
Kedua perwakilan Pemerintahan tersebut tertarik dengan penjelasan GubernurAwang Faorek dan akan ada komunikasi lebih lanjut untuk membahas hal-hal lebih teknis.(hmsp/hmsprov)
Pertemuan dan dialog Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak pada Pertemuan Tahunan Forum Gubernur untuk Perubahan Iklim dan Kehutanan (Governor’s Forum on Climate and Forest – GCF) di Barcelona.
SUMBER : HUMAS DAN PROTOKOL PROV. KALTIM