Investor Alzajair Berminat Tanam Tebu dan Kelapa Sawit di Kaltim
18 Mei 2012
Admin Website
Artikel
5842
SAMARINDA. Pengusaha asal Alzajair berniat berinvestasi di Kaltim dalam
bidang perkebunan kelapa sawit dantebu. Rencananya, rombongan pengusaha
Aljazair tersebut akan dipimpin Mr Rebrab Issad, awal Juni mendatang.
Demikian dikatakan Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, HM Yadi Sabiannoor usai menghadiri pelantikan pejabat Eselon II, III dan IV di lingkungan Pemprov Kaltim, Rabu (16/5).
Menurut Yadi, keinginan investor asal Alzajair ini akan segera direspon dengan berkoordinasi kepada instansi lain, misalnya Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian dan beberapa kabupaten di Kaltim agar investai tersebut tidak lepas ke provinsi lain.
"Mudah-mudahan keinginan penyediaan lahan 300.000 hektare dapat terpenuhi minimal setengahnya. Keinginan terbesar investor ini adalah menanam tebu untuk industri gula skala besar," ujarnya.
Yadi menjelaskan sebenarnya tanaman tebu di Kalimantan, khususnya di Kaltim tidak terlalu bagus untuk ditanam, walaupun ada juga tebu ditanam di Kabupaten Plaihari Kalimantan Selatan dalam selaka industry dan sedikit di Kabupaten Malinau Kaltim untuk gula tradisional masyarakat setempat.
"Tebu di Kalimantan rendemannya rendah tidak setinggi jika tebu ditanam di Pulau Jawa. Mungkin karena tanahnya yang tidak cocok karena asam serta sebagian besar tanah di Kalimantan tidak mengandung unsur tanah vulkanis," ujarnya.
Tetapi, lanjutnya, jika investor Alzajair tetap ingin menanam tebu sebagai komoditi utama, selain kelapa sawit, diprediksi investor telah memiliki teknologi untuk penanaman tebu dan teknologi pengolahan walau hasil rendemen rendah, kondisi tanah dan iklim kurang mendukung.
Saat ini, produsen gula terbesar di dunia ditempati Brazilia disusul India, Thailand dan Australia yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Harga gula diprediksi tetap tinggi dan menguntungkan dalam beberapa tahun mendatang, dengan konsumsi terbesar dari negara-negara Eropa. Tingginya harga ini diharapkan memotivasi petani dan investor untuk menanam tebu.
Tanaman tebu banyak dikembangkan di Sumatera dan Jawa. Dari proses pembuatan tebu tersebut dihasilkan lima persen gula, ampas tebu 90 persen dan sisanya berupa tetes tebu atau molase dan air. (yul/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
Demikian dikatakan Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, HM Yadi Sabiannoor usai menghadiri pelantikan pejabat Eselon II, III dan IV di lingkungan Pemprov Kaltim, Rabu (16/5).
Menurut Yadi, keinginan investor asal Alzajair ini akan segera direspon dengan berkoordinasi kepada instansi lain, misalnya Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian dan beberapa kabupaten di Kaltim agar investai tersebut tidak lepas ke provinsi lain.
"Mudah-mudahan keinginan penyediaan lahan 300.000 hektare dapat terpenuhi minimal setengahnya. Keinginan terbesar investor ini adalah menanam tebu untuk industri gula skala besar," ujarnya.
Yadi menjelaskan sebenarnya tanaman tebu di Kalimantan, khususnya di Kaltim tidak terlalu bagus untuk ditanam, walaupun ada juga tebu ditanam di Kabupaten Plaihari Kalimantan Selatan dalam selaka industry dan sedikit di Kabupaten Malinau Kaltim untuk gula tradisional masyarakat setempat.
"Tebu di Kalimantan rendemannya rendah tidak setinggi jika tebu ditanam di Pulau Jawa. Mungkin karena tanahnya yang tidak cocok karena asam serta sebagian besar tanah di Kalimantan tidak mengandung unsur tanah vulkanis," ujarnya.
Tetapi, lanjutnya, jika investor Alzajair tetap ingin menanam tebu sebagai komoditi utama, selain kelapa sawit, diprediksi investor telah memiliki teknologi untuk penanaman tebu dan teknologi pengolahan walau hasil rendemen rendah, kondisi tanah dan iklim kurang mendukung.
Saat ini, produsen gula terbesar di dunia ditempati Brazilia disusul India, Thailand dan Australia yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Harga gula diprediksi tetap tinggi dan menguntungkan dalam beberapa tahun mendatang, dengan konsumsi terbesar dari negara-negara Eropa. Tingginya harga ini diharapkan memotivasi petani dan investor untuk menanam tebu.
Tanaman tebu banyak dikembangkan di Sumatera dan Jawa. Dari proses pembuatan tebu tersebut dihasilkan lima persen gula, ampas tebu 90 persen dan sisanya berupa tetes tebu atau molase dan air. (yul/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM