Indonesia-Malaysia Sepakat Dirikan EPOC
16 Mei 2011
Admin Website
Artikel
4686
Kuching - Untuk
menguatkan kampanye positif minyak sawit, Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk mendirikan
Dewan Minyak Sawit Eropa (EPOC, European Palm Oil Council). EPOC diharapkan terbentuk tahun ini
juga, kata Mentan Suswono kemarin.
Rencana pembentukan EPOC termasuk satu dari beberapa isu yang dibahas dalam Join Committee Meeting ke-6 untuk kerjasama bilateral antara kedua negara yang diwakili oleh Mentan RI dan Menteri Perladangan dan Komoditi Industri Malaysia Tan Sri Benard Dompok di Kuching, Sarawak, 13 Mei 2011.
Kedua belah pihak menilai EPOC penting didirikan sebagai sarana bersama yang akan menyediakan satu platform kolektif untuk mewakili kedua negara dalam debat publik yang membahas isu-isu seperti keberlanjutan, keamanan energi dan kesehatan masyarakat yang dilontarkan LSM antisawit, kelompok lobby tertentu, jurnalis media dan masukan dari anggota parlemen Eropa, jelas Mentan.
Menteri Perladangan Malaysia menambahkan, JCM ke6 di Kuching juga membicarakan persiapan melakukan misi bersama kampanye positif sawit di AS pada 24-26 Mei di Washington DC.
Kedua pihak secara umum telah bersepakat mencermati adanya upaya labelling terhadap komoditas sawit dari pihak Australia. Kedua pihak memandang perlunya negosiasi dengan Australia demi masa depan sawit. Indonesia dan Maysia adalah produsen sawit terbesar, kalau bersatu akan menjadi lkelkuatan besar karena mengusai lebih 90% sawit.
Penerapan ISPO yang dipelopori Indoinesia per 1 April 2011. Hal serupa tejadi di malaysia. Penerapan standar ini akan membantu penguatan pasar minyak sawit di internasional. Tokh, tambah Suswono, ISPO juga mengadopsi standar RSPO.
Kedua pihak juga menyetujui pengembangan kerjasama dua pihak untuk komoditas lain seperti lada dan kakao.
SUMBER : STAF AHLI / TENAGA AHLI KEMENTAN
Rencana pembentukan EPOC termasuk satu dari beberapa isu yang dibahas dalam Join Committee Meeting ke-6 untuk kerjasama bilateral antara kedua negara yang diwakili oleh Mentan RI dan Menteri Perladangan dan Komoditi Industri Malaysia Tan Sri Benard Dompok di Kuching, Sarawak, 13 Mei 2011.
Kedua belah pihak menilai EPOC penting didirikan sebagai sarana bersama yang akan menyediakan satu platform kolektif untuk mewakili kedua negara dalam debat publik yang membahas isu-isu seperti keberlanjutan, keamanan energi dan kesehatan masyarakat yang dilontarkan LSM antisawit, kelompok lobby tertentu, jurnalis media dan masukan dari anggota parlemen Eropa, jelas Mentan.
Menteri Perladangan Malaysia menambahkan, JCM ke6 di Kuching juga membicarakan persiapan melakukan misi bersama kampanye positif sawit di AS pada 24-26 Mei di Washington DC.
Kedua pihak secara umum telah bersepakat mencermati adanya upaya labelling terhadap komoditas sawit dari pihak Australia. Kedua pihak memandang perlunya negosiasi dengan Australia demi masa depan sawit. Indonesia dan Maysia adalah produsen sawit terbesar, kalau bersatu akan menjadi lkelkuatan besar karena mengusai lebih 90% sawit.
Penerapan ISPO yang dipelopori Indoinesia per 1 April 2011. Hal serupa tejadi di malaysia. Penerapan standar ini akan membantu penguatan pasar minyak sawit di internasional. Tokh, tambah Suswono, ISPO juga mengadopsi standar RSPO.
Kedua pihak juga menyetujui pengembangan kerjasama dua pihak untuk komoditas lain seperti lada dan kakao.
SUMBER : STAF AHLI / TENAGA AHLI KEMENTAN