Disbun Prioritaskan Perkebunan Rakyat
04 Januari 2008
Admin Website
Artikel
3817
Kepala Dinas Perkebunan Wisnu Haris mengatakan, pengadaan kemoditi jenis perkebunan ini atas permintaan masyarakat di sejumlah kecamatan yang ingin meningkatkan hasil perkebunannya. khusus untuk plasma kelapa sawit, direncanakan akan disebarkan pada lokasi yang cocok pada tanaman perkebunan tersebut, seperti halnya Talisayan, Segah hingga Kelay. Sedangkan tanaman karet, disebarkan kepada sejumlah kelompok tani yang ada di 13 kecamatan. Pasalnya karet paling banyak dinantikan masyarakat karena harga jual getahnya di pasaran cukup menjanjikan Rp 6 ribu per kilogram. Selain itu tanaman karet mampu beradaptasi pada lahan-lahan masyarakat terutama pada lahan tidur yang tandus.
Hasil produksi karet ini juga pemasarannya tidak mengalami kesulitan, bahkan banyak pembeli dari luar daerah seperti Kalimantan Selatan yang sengaja ke daerah ini untuk mencari petani karet. Sedangkan untuk jenis perkebunan kakao, komoditi ini masih eksis di tengah masyarakat meskipun tanaman ini kualitasnya sudah dinilai rendah Malaysia yang merupakan salah satu negara langganan pengusaha kakao untuk mengirim produksi kakao di daerah ini.
Menurut Wisnu, mulai rendahnya kualitas kakao di daerah ini merupakan minimnya SDM petani dalam memproduksi hasil perkebunannya tersebut. Pasalnya, dalam pemanenan tanaman tersebut memerlukan teknis yang sesuai dengan prosedur.
Begitu pula dengan paska panen kakao, hasil produksi itu seharusnya membutuhkan perlakuan agar tidak mengubah kondisi biji kakao tersebut menjadi hitam. Namun yang terjadi saat ini adalah, biji kakao tersebut hanya dijemur di tengah terik matahari yang menyebabkan berubahnya kualitas warga dan fisik biji kakao tersebut.
"Rendahnya kualitas produksi kakao ini menjadi perhatian serius pihak instansi untuk melakukan evaluasi dan peningkatan SDM petani," ujarnya.
Wisnu juga mengharapkan, bantuan bibit perkebunan kepada masyarakat dengan gratis tersebut untuk dimanfaatkan dan dikembangkan dengan sempurna.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 3 JANUARI 2008