Disbun Gelar SLPHT Lada
20 Juli 2016
Admin Website
Berita Kedinasan
4110
TANJUNG REDEB. Komoditas lada di Kabupaten Berau menjadi salah satu komoditas
perkebunan unggulan yang kini semakin banyak dikembangkan. Dalam
meningkatkan produksi pekebun, Pemkab Berau terus memberikan
pendampingan kepada pekebun lada. Salah satunya melalui program Sekolah
Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT). Tidak hanya dari alokasi APBD
Berau, program juga mendapat dukungan Pemprov Kalimantan Timur melalui
Dinas Perkebunan Kaltim. Tahun ini, program SLPHT dukungan Disbun Kaltim
digelar di Kampung Pesayan Kecamatan Sambaliung. Pelatihan yang digelar
Senin (18/7), dihadiri Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Etnawati.
Menghadirkan narasumber Diah Manohara dari Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat (Balitro) Bogor.
Etnawati menyampaikan bahwa SLPHT salah satu program pendampingan kepada pekebun dalam upaya peningkatan produksi. Pelatihan yang diberikan selama 16 kali pertemuan tersebut dapat dimanfaatkan petani dengan maksimal. Ia berharap, melalui pelatihan, pekebun lada dapat mengoptimalkan budi daya lada yang telah dilakukan. Dengan SLPHT, pekebun dapat melakukan terobosan baru dalam membudidayakan lada.
Salah satunya, disampaikan Etnawati, integrasi kebun lada dengan peternakan. Jika pekebun lada selama ini menggunakan turus ulin, mendatang bisa menggunakan turus tanaman hidup dengan jenis pohon tertentu. Daun dari pohon yang menjadi turus lada bisa menjadi pakan ternak yang dikembangkan petani. Jadi, tidak saja menerima hasil panen dari lada, namun pekebun dapat menambah pendapatan dari peternakan. "Integrasi kebun lada dengan peternakan sangat bisa dilakukan dan menggunakan turus hidup akan lebih memperpanjang masa tumbuh lada," ungkapnya.
Kepala Disbun Berau Fattah Hidayat melalui Kabid Perlindungan perkebunan Amran Arief mengatakan, program SLPHT di Kabupaten Berau dilakukan bertahap pada kelompok pekebun di beberapa komoditas selain lada, juga pada kakao dan karet. Bahkan ke depan, SLPHT juga diprogramkan untuk komoditas kelapa dalam dan kelapa sawit. Pihaknya terus berupaya menggaet anggaran dari provinsi maupun pusat untuk mendukung anggaran dari APBD Berau.
Pada 2016 ini, dikatakannya, selain dari Disbun Kaltim juga ada lima kelas SLPHT yang digelar selama empat bulan dengan 16 kali pertemuan. Dua kelas untuk lada di Kampung Melati Jaya dan Pilanjau serta komoditas kakao di Kampung Merasa, Batu Rajang, dan Long Lanuk. "Sejak program SLPHT dimulai 2002, sebanyak 3.440 pekebun mengikuti pelatihan. Usulan diadakannya SLPHT terus bertambah dari para pekebun," tandasnya. (hms4/waz/k11)
SUMBER : BIDANG PERLINDUNGAN
Etnawati menyampaikan bahwa SLPHT salah satu program pendampingan kepada pekebun dalam upaya peningkatan produksi. Pelatihan yang diberikan selama 16 kali pertemuan tersebut dapat dimanfaatkan petani dengan maksimal. Ia berharap, melalui pelatihan, pekebun lada dapat mengoptimalkan budi daya lada yang telah dilakukan. Dengan SLPHT, pekebun dapat melakukan terobosan baru dalam membudidayakan lada.
Salah satunya, disampaikan Etnawati, integrasi kebun lada dengan peternakan. Jika pekebun lada selama ini menggunakan turus ulin, mendatang bisa menggunakan turus tanaman hidup dengan jenis pohon tertentu. Daun dari pohon yang menjadi turus lada bisa menjadi pakan ternak yang dikembangkan petani. Jadi, tidak saja menerima hasil panen dari lada, namun pekebun dapat menambah pendapatan dari peternakan. "Integrasi kebun lada dengan peternakan sangat bisa dilakukan dan menggunakan turus hidup akan lebih memperpanjang masa tumbuh lada," ungkapnya.
Kepala Disbun Berau Fattah Hidayat melalui Kabid Perlindungan perkebunan Amran Arief mengatakan, program SLPHT di Kabupaten Berau dilakukan bertahap pada kelompok pekebun di beberapa komoditas selain lada, juga pada kakao dan karet. Bahkan ke depan, SLPHT juga diprogramkan untuk komoditas kelapa dalam dan kelapa sawit. Pihaknya terus berupaya menggaet anggaran dari provinsi maupun pusat untuk mendukung anggaran dari APBD Berau.
Pada 2016 ini, dikatakannya, selain dari Disbun Kaltim juga ada lima kelas SLPHT yang digelar selama empat bulan dengan 16 kali pertemuan. Dua kelas untuk lada di Kampung Melati Jaya dan Pilanjau serta komoditas kakao di Kampung Merasa, Batu Rajang, dan Long Lanuk. "Sejak program SLPHT dimulai 2002, sebanyak 3.440 pekebun mengikuti pelatihan. Usulan diadakannya SLPHT terus bertambah dari para pekebun," tandasnya. (hms4/waz/k11)
SUMBER : BIDANG PERLINDUNGAN