(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Disbun Gelar Penyusunan RDKK dan Kebutuhan Alsin

18 September 2014 Admin Website Berita Kedinasan 4019
Disbun Gelar Penyusunan RDKK dan Kebutuhan Alsin
SAMARINDA. Guna memperoleh rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK)  untuk kebutuhan pupuk bersubsidi ditingkat petani tahun 2015 secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, maka Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim menggelar pertemuan penyusunan RDKK.

Menurut Kepala Disbun Kaltim diwakili oleh Kepala Bidang Produksi, Sukardi SP dalam pertemuan ini juga dilakukan pembahasan mengenai penggunaan alat dan mesin perkebunan agar sudah sesuai dengan komoditi perkebunan yang ada.  


Selain itu, pertemuan ini lanjutnya bertujuan memberikan bimbingan kepada petani dalam merencanakan kebutuhan sarana produksi. "Menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai peruntukkannya," ujar Sukardi, Rabu (10/9).

Termasuk meningkatkan apresiasi pengetahuan dan keterampilan menggunakan alat mesin. Dilakukan pembinaan bagi petani dalam upaya penanganan pasca panen sekaligus membantu petani menentukan alat mesin yang sesuai untuk digunakan pasca panen.

Sukardi menjelaskan pupuk merupakan sarana produksi yang sangat penting dalam peningkatan produktivitas dan produksi komoditi pertaian dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional khususnya Kaltim.

Untuk itu pemerintah berkepentingan melakukan berbagai kebijakan dibidang pupuk agar terwujud iklim yang kondusif bagi penyediaan pupuk di daerah. Selain itu, petani mudah mendapatkan pupuk sesuai dengan kebutuhannya serta memenuhi azas enam tepat.

Disebutkannya, penyaluran pupuk dari produsen kepada distributor hingga ke pengecer resmi dilakukan melalui sistem tertutup yang didasarkan pada RDKK yang merupakan instrumen dalam penumbuhan pertisipasi kelompok tani/petani, aparat pembina dan stakholders.

Agar RDKK yang diusulkan kelompok akurat lanjutnya, perlu disusun melalui musyawarah dan diselesaikan masing-masing kelompok dua bulan sebelum musim tanam dan RDKK diusulkan merupakan kebutuhan riil dilapangan untuk satu periode (satu tahun) dalam pengelolaan usaha tani.

"Untuk itu saya berharap para petani peserta pelatihan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk belajar danmemahami bagaimana penyusuanan RDKK," harap Sukardi.

Selain itu, penggunaan alat dan mesin (alsin) pertanian sangat mempengaruhi tingkat perkembangan pembangunan usaha perkebunan baik perusahaan besar swasta maupun perkebunan rakyat.

"Kekurangan alsin serta kurang optimalnya pemanfaatan atau penggunaan alsin akan mengakibatkan lambatnya realisasi fisik kebun baik swasta (inti), perkebunan negara  maupun perkebunan rakyat (plasma)," jelasnya.

Saat ini pembangunan subsektor perkebunan Kaltim dihadapkan pada kondisi lingkungan yang terus berkembang seperti terjadinya transisi dari pertanian ke industrilisasi serta tajamnya persaingan persyaratan konsumen terhadap hasil perkebunan.

Selain itu, kurangnya pembinaan dan monitoring alsin perkebunan berpengaruh dalam hasil produksi. "Pemilihan alsin perkebunan yang tepat dan mudah dioperasionalkan sangat berpengaruh," ungkapnya.

Dirinya berharap melalui pelatihan penyusunan RDKK dan kebutuhan alsin ini maka petani mampu dan mandiri dalam merencanakan kebutuhan pupuk dan alsin untuk usaha tani, sehingga pupuk dan alsin yang diperlukan petani tersedia.(yans/adv)

SUMBER : BIDANG PRODUKSI

Artikel Terkait