Bea Keluar Ekspor Sawit Mentah Nol Persen
29 September 2014
Admin Website
Berita Nasional
4409
JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan
ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) mulai 1 Oktober
2014 bebas bea keluar (BK) alias 0%. Namun pihak pemerintah mengimbau
para eksportir tidak jor-joran mengekspor CPO dalam jumlah yang besar.
"Saya ingin menyampaikan walaupun BK 0%, tidak jor-joran ekspor CPO," ungkap Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi saat berdiskusi dengan media di Kantor Kemendag, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, kemarin.
Bagi Bayu, jika eksportir mengambil kesempatan dari pembebasan pajak dengan mengekspor CPO dalam jumlah yang cukup besar, harga CPO dunia akan terus tertekan pada level yang jauh lebih rendah.
"Karena jika memperbesar ekspor dalam volume, suplai bertambah, harga akan tertekan. Kita harus berhitung dengan cerdas untuk bisa melihat benefit yang jauh lebih besar," papar Bayu.
Ia juga memberi alasan mengapa pembebasan pajak keluar dilakukan oleh pemerintah. Menurut Bayu harga CPO dunia semakin tertekan dan berada pada level harga yang cukup rendah. Harga CPO dunia turun dari US$ 740 per metrik ton menjadi US$ 650-660 per metrik ton.
"Dengan angka itu BK nya akan menjadi 0%. Demikian untuk minyak goreng baik yang kemasan maupun yang curah harganya akan turun pada range 0%. Oktober BK akan di 0% baik CPO dan minyak goreng," tutur Bayu.
Menurut Bayu, Malaysia telah membebaskan bea keluar CPO mulai awal September 2014. Langkah Indonesia yang juga membebaskan BK diharapkan produk sawit Indonesia bisa tetap berdaya saing di pasar global khususnya Tiongkok. (lina/yo)
SUMBER : POS KOTA, SENIN, 29 SEPTEMBER 2014
"Saya ingin menyampaikan walaupun BK 0%, tidak jor-joran ekspor CPO," ungkap Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi saat berdiskusi dengan media di Kantor Kemendag, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, kemarin.
Bagi Bayu, jika eksportir mengambil kesempatan dari pembebasan pajak dengan mengekspor CPO dalam jumlah yang cukup besar, harga CPO dunia akan terus tertekan pada level yang jauh lebih rendah.
"Karena jika memperbesar ekspor dalam volume, suplai bertambah, harga akan tertekan. Kita harus berhitung dengan cerdas untuk bisa melihat benefit yang jauh lebih besar," papar Bayu.
Ia juga memberi alasan mengapa pembebasan pajak keluar dilakukan oleh pemerintah. Menurut Bayu harga CPO dunia semakin tertekan dan berada pada level harga yang cukup rendah. Harga CPO dunia turun dari US$ 740 per metrik ton menjadi US$ 650-660 per metrik ton.
"Dengan angka itu BK nya akan menjadi 0%. Demikian untuk minyak goreng baik yang kemasan maupun yang curah harganya akan turun pada range 0%. Oktober BK akan di 0% baik CPO dan minyak goreng," tutur Bayu.
Menurut Bayu, Malaysia telah membebaskan bea keluar CPO mulai awal September 2014. Langkah Indonesia yang juga membebaskan BK diharapkan produk sawit Indonesia bisa tetap berdaya saing di pasar global khususnya Tiongkok. (lina/yo)
SUMBER : POS KOTA, SENIN, 29 SEPTEMBER 2014