Maloy Akan Jadi Outlet CPO
09 Juni 2008
Admin Website
Artikel
3848
#img1# Kedua pihak telah sepakat menempatkan outlet Crude Palm Oil (CPO) Kalimantan di Maloy. GAPKI dan Pemkab Kutim menilai, Maloy lebih strategis dibanding Ketapang maupun Batu Licin (Kalsel). Diharapkan masa mendatang akan ada 50 ribu kapal hilir mudik di kawasan itu.
Sedangkan Bupati Kutim Awang Faroek Ishak (AFI) beberapa waktu lalu menyatakan, jika total target dari Provinsi Kaltim dengan 1 juta hektare, kemudian Kalteng 2 juta hektare, Kalbar 2 juta hektare, dan Kalsel sekitar 750 hektare diperkirakan jumlah tanaman perkebunan di keempat provinsi ini akan mencapai 6 juta hektare yang otomatis memerlukan outlet ekspor dan memerlukan Maloy.
Semua industri dari kelapa sawit tersebut akan diolah dan diproduksi di Maloy. Lantas untuk mendukung pengembangan Maloy, Pemkab Kutim telah memenuhi enam persyaratan untuk usulan sebagai kawasan ekonomi khusus.
Yang pertama komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, yang kedua rencana tata ruang dan studi kelayakan serta AMDAL juga terpenuhi. Letak Maloy yang strategis dekat dengan jalur perdagangan internasional dan berhadapan dengan di ALKI 2 serta layak dikembangkan. Yang keempat adalah dukungan infrastruktur dan lahan di Maloy yang sudah tersedia.
Terakhir Pemkab Kutim sudah mempersiapkan dukungan, yakni bekerjasama dengan PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Medan mendirikan Pustekinfo (Pusat teknologi dan informasi) perkebunan. Jika Maloy terwujud menjadai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), maka dari Sulawesi hasil perkebunannya tidak lagi melalui Surabaya, Surabaya ke Singapura kemudian ke luar negeri. Jadi nanti orang Sulawesi cukup nyeberang saja ke Kalimantan.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUMAT, 6 JUNI 2008