Ekspor Kelapa akan Dihentikan
17 April 2012
Admin Website
Artikel
5140
JAKARTA. Untuk
memaksimalkan program hilirisasi industri, Kementerian Perindustrian
akan menghentikan ekspor bahan baku dari dalam negeri.
"Saat ini pemerintah sedang mendorong pengembangan hilirisasi industri, termasuk kemungkinan pengembangan dan peremajaan industri kelapa bulat. Pemerintah akan berusaha agar ekspor bahan baku khususnya kelapa dihentikan. Selama ini komoditas kelapa bulat menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah," kata Wakil Menteri Perindustrian Alex S.W Retraubun di Jakarta, Senin (16/4).
Alex mengatakan Kementerian Perindustrian telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mengusulkan bea keluar bagi kelapa bulat. Ini merupakan salah satu upaya agar bahan baku dari dalam negeri bisa didapatkan dengan mudah dan harganya terjangkau.
"Bea keluar merupakan salah satu instrumen untuk menghentikan ekspor kelapa bulat. Jika kebijakan tersebut efektif, maka program hilirisasi industri dapat terlaksana dengan baik dan menyerap ribuan tenaga kerja," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Hubungan Kerja sama Luar Negeri Forum Kelapa Indonesia (Fokpi) Amrizal Idroes mengatakan hasil dari bea keluar nantinya diharapkan diserahkan kepada petani kelapa, sehingga bisa digunakan untuk meremajakan lahan dan membeli bibit kelapa.
"Saat ini luas lahan tanaman kelapa yang bisa diremajakan adalah sekitar 2,8 juta hektare. Selain itu, bea keluar bisa menarik investor untuk berinvestasi di sektor kelapa," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, instrumen bea keluar akan mengundang investor masuk ke Indonesia. Saat ini, beberapa investor asal Thailand sudah tertarik untuk berinvestasi di industri kelapa.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SELASA, 17 APRIL 2012
"Saat ini pemerintah sedang mendorong pengembangan hilirisasi industri, termasuk kemungkinan pengembangan dan peremajaan industri kelapa bulat. Pemerintah akan berusaha agar ekspor bahan baku khususnya kelapa dihentikan. Selama ini komoditas kelapa bulat menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah," kata Wakil Menteri Perindustrian Alex S.W Retraubun di Jakarta, Senin (16/4).
Alex mengatakan Kementerian Perindustrian telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mengusulkan bea keluar bagi kelapa bulat. Ini merupakan salah satu upaya agar bahan baku dari dalam negeri bisa didapatkan dengan mudah dan harganya terjangkau.
"Bea keluar merupakan salah satu instrumen untuk menghentikan ekspor kelapa bulat. Jika kebijakan tersebut efektif, maka program hilirisasi industri dapat terlaksana dengan baik dan menyerap ribuan tenaga kerja," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Hubungan Kerja sama Luar Negeri Forum Kelapa Indonesia (Fokpi) Amrizal Idroes mengatakan hasil dari bea keluar nantinya diharapkan diserahkan kepada petani kelapa, sehingga bisa digunakan untuk meremajakan lahan dan membeli bibit kelapa.
"Saat ini luas lahan tanaman kelapa yang bisa diremajakan adalah sekitar 2,8 juta hektare. Selain itu, bea keluar bisa menarik investor untuk berinvestasi di sektor kelapa," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, instrumen bea keluar akan mengundang investor masuk ke Indonesia. Saat ini, beberapa investor asal Thailand sudah tertarik untuk berinvestasi di industri kelapa.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SELASA, 17 APRIL 2012